Jumat, 05 April 2013

Praktek Pendukunan di Era Globalisasi


Pendapat saya tentang praktek pendukunan di era globalisasi sudah berlangsung lama. Praktek perdukunan ini sudah ada sejak zaman animisme dan dinamisme. Jadi, dapat diperkirakan bahwa praktek perdukunan ini sudah berumur ratusan tahun. Hingga di zaman moderen seperti saat ini, praktek seperti ini masih banyak diminati oleh orang-orang. Padahal, kemajuan keilmuan seperti saat ini yang selalu didasari oleh logika, tentu seharusnya dapat mematahkan keilmuan para pelaku praktek perdukunan yang tidak didasari oleh ilmu yang logis dan metedolgi yang jelas dalam menerangkan praktek perdukunan.

Sebagian orang percaya bahwa para pelaku perdukunan memiliki kekuatan mistis yang didapatkan dengan berbagai cara. Ada yang didapatkan secara langsung oleh para leluhurnya, ada yang mencari dengan melakukan berbagai ritual, dan masih banyak lagi. Dari kekuatan gaib yang mereka dapatkan, mereka memiliki kemampuan untuk mengobati, mengetahui nasib ke depan seseorang, merubah nasib, memasangkan suatu jimat yang dapat mengabulkan keinginan si peminta, melipat gandakan harta, bahkan mereka dapat mencelakaan seseorang.

Menurut saya buat di era globalisasi praktek pendukunan makin menjadi jadi , hingga saat ini  banyak warga Indonesia yang masih percaya dengan pendukunan di era globalisasi saat ini , contohnya saja para pejabat , artis – artis hingga orang biasa. Menurut saya kenapa kita harus percaya dengan dukun atau yang sering di sebut penasehat spiritual  , sedang kita memiliki agama , secara logis tidak aka nada yang tau tengtang nasib kita esok . begitulah pandangan saya tentang praktek pendukunan saat ini di era globalisasi.

Cara Menyikapi Era Globalisasi


Cara Menyikapi Era Globalisasi


Kita dapat menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian bangsa, mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri, meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju, berusaha mengikuti perkembangan IPTEK, dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME, menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai produk dalam negeri,  menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,  menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya, mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya, selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.


Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai 

Kuliner Favorite

CAH KANGKUNG


Cah cangkung merupakan salah satu sayuran favorit banyak orang, dan Salah satu masakan Indonesia yang cukup digemari semua kalangan adalah cah kangkung. Selain rasa yang pas untuk menu sayuran disetiap waktu, cah kangkung juga menawarkan gizi yang cukup penting. 

 

 

 

Selain cara memasak cah kangkung sangat sederhana, proses pembuatannya pun cukup singkat. membuatnya tidak lah susah. Silahkan mencoba resep cah kangkung di bawah ini :

 

Bahan
2 Ikat kangkung, siangi
4 siung bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, iris tipis
3 buah tomat hijau, potong-potong
Garam dan Gula secukupnya
Minyak untuk menumis

Haluskan
4 buah cabai merah
2 siung bawang putih
1 sdt terasi bakar

Cara membuat
-Tumis bumbu halus, bawang  merah dan bawang putih hingga harum
- Masukkan tomat, tambahkan garam dan gula
- Masukkan kangkung, masak hingga matang
Cah kangkung siap dinikmati hangat-hangat



Kamis, 04 April 2013

Tokoh Wayang

Batara Kala

  

 

 

Dalam ajaran agama Hindu, Kala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. Jika ada yang bersikeras ingin hidup lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat menakutkan, bersifat memaksa semua orang agar tunduk pada batas usianya.

Kelahiran Batara Kala

Menurut lontar Kala Tattwa

Dalam kitab Kala Tattwa diceritakan, pada waktu Dewa Siwa sedang jalan-jalan dengan Dewi Uma di tepi laut, “air mani” Dewa Siwa menetes ke laut ketika melihat betis Dewi Uma karena angin berhembus menyingkap kain Sang Dewi. Dewa Siwa ingin mengajak Dewi Uma untuk berhubungan badan, namun Sang Dewi menolaknya karena prilaku Dewa Siwa yang tidak pantas dengan prilaku Dewa-Dewi di kahyangan. Akhirnya mereka berdua kembali ke kahyangan. Air mani Dewa Siwa menetes ke laut kemudian ditemukan oleh Dewa Brahma dan Wisnu. Benih tersebut kemudian diberi japa mantra. Dari benih seorang Dewa tersebut, lahirlah seorang rakshasa yang menggeram-geram menanyakan siapa orangtuanya. Atas petunjuk dari Dewa Brahma dan Dewa Wisnu, raksasa itu mengetahui bahwa Dewa Siwa dan Dewi Uma adalah orangtuanya.

Sebelum Dewa Siwa mengakui raksasa tersebut sebagai putranya, terlebih dahulu ia harus memotong taringnya yang panjang agar dapat melihat wujud orangtuanya seutuhnya. Akhirnya syarat tersebut dipenuhi. Sang raksasa dapat melihat wujud orangtuanya seutuhnya. Sang raksasa diberkati oleh Dewa Siwa dan diberi gelar Bhatara Kala. untuk menghormati hari kelahirannya, Dewa Siwa memberi anugerah bahwa Bhatara Kala boleh memakan orang yang lahir pada hari “tumpek wayang” dan memakan orang yang jalan-jalan di tengah hari pada hari “tumpek wayang”. Kebetulan adiknya, Dewa Kumara, juga lahir pada hari “tumpek wayang”. Sesuai anugerah Dewa Siwa, Bhatara Kala boleh memakannya. Namun atas permohonan Dewa Siwa, Bhatara Kala boleh memakan adiknya kalau adiknya sudah besar.

Kesempatan itu digunakan oleh Dewa Siwa. Ia menganugerahi Dewa Kumara agar selamanya menjadi anak-anak. Akal-akalan itu diketahui Bhatara Kala. Akhirnya ia tidak sabar lagi. Dewa Kumara dikejarnya. Dalam pengejarannya, ia bertemu Dewa Siwa dan Dewi Uma. Mereka pun ingin dimakan oleh Bhatara kala sesuai janjinya Dewa Siwa. Namun, mereka memberinya teka-teki terlebih dahulu yang harus dipecahkan Bhatara Kala jika ingin memakan mereka. Batas waktu menjawabnya hanya sampai matahari condong ke barat. Akhirnya Bhatara Kala tidak bisa menjawab teka-teki dan matahari sudah condong ke barat, maka habislah kesempatannya untuk memakan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Karena tidak bisa memakan mereka, Bhatara Kala melanjutkan pengejarannya mencari Dewa Kumara.

Setelah lama mengejar, akhirnya ia kelelahan dan menemukan sesajen yang dihaturkan Sang Amangku dalang yang sedang main wayang. Karena haus dan lapar, sesajen itu dilahapnya habis. Akhirnya terjadilah dialog antara Sang Amangku Dalang dengan Bhatara Kala, yang meminta agar segala sesajen yang dimakan dimuntahkan kembali. Bhatara Kala tidak bisa memenuhi permohonan tersebut. Sebagai gantinya, ia berjanji tidak akan memakan orang yang lahir pada hari tumpek wayang, jika sudah menghaturkan sesajen menggelar wayang “sapu leger”.

Menurut pewayangan Jawa

Ketika Batara Guru dan istrinya, Dewi Uma terbang menjelajah dunia dengan mengendarai Lembu Andini, dalam perjalanannya karena terlena maka Batara Guru bersenggama dengan istrinya di atas kendaraan suci Lembu Andini, sehingga Dewi Uma hamil. Ketika pulang dan sampai di kahyangan Batara Guru kaget dan tersadar atas tindakannya melanggar larangan itu. Seketika itu Batara Guru marah pada dirinya dan Dewi Uma, dia menyumpah-nyumpah bahwa tindakan yang dilakukannya seperti perbuatan “Buto” (bangsa rakshasa). Karena semua perkataannya mandi (bahasa indonesia: cepat menjadi kenyataan) maka seketika itu juga Dewi Uma yang sedang mengandung menjadi raksasa. Batara Guru kemudian mengusirnya dari kahyangan Jonggringsalaka dan menempati kawasan kahyangan baru yang disebut Gondomayit. Hingga pada akhirnya Dewi Uma yang berubah raksasa itu terkenal dengan sebutan Batari Durga. Setelah itu ia melahirkan anaknya, yang ternyata juga berwujud raksasa dan diberi nama Kala. Namun pada perkembangan selanjutnya Batara Kala justru menjadi suami Batari Durga, karena memang di dunia raksasa tidak mengenal norma-norma perkawinan. Batara Kala dan Batari Durga selalu membuat onar marcapada (bumi) karena ingin membalas dendam pada para dewa pimpinan Batara Guru.

Karena Hyang Guru kwatir kalau kayangan rusak maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya. Maka diberi nama Batara Kala dan Batara Kala minta makanan, maka Batara Guru memberi makanan tetapi ditentukan yaitu :

  1. Orang yang mempunyai anak satu yang disebut ontang-anting

  2. Pandawa lima anak lima laki-laki semua atau anak lima putri semua.

  3. Kedono kedini, anak dua laki-laki perempuan jadi makanan Betara Kala.

Untuk menghindari jadi mangsa Batara Kala harus diadakan upacara ruwatan. Maka untuk lakon-lakon seperti itu di dalam pedalangan disebut lakon Murwakala atau lakon ruwatan. Di dalam lakon pedalangan Batara Kala selalu memakan para pandawa karena dianggapnya Pandawa adalah orang ontang anting. Tetapi karena Pandawa selalu didekati titisan Wisnu yaitu Batara Kresna. Maka Batara Kala selalu tidak berhasil memakan Pandawa.

 

Selasa, 02 April 2013

Opini menjadi pemimmpin


Seandainya saya menjadi seorang pemimpin dengan memiliki wilayah 2/3 nya air maka saya akan membuat sebuah tempat penginapan   , kenapa saya memilih membuat tempat penginapan karna menurut saya , banyak orang yang membutuhkan tempat penginapan di wilayah yang banyak air ,  selain tempat penginapan saya juga akan membuat tempat wisata air , adar orang orang yang menginap di tempat penginapan yang saya akan buat tidak akan bosan untuk datang ketempat tersebut karena selain  tempat penginapan , orang orang akan berwisata di wisata air yang saya akan buat . Begitulah perencanaan yang saya buat apabila saya menjadi seorang pemimpin yang bmemiliki wilayah 2/3 nya adalah air.

Tempat Liburan favorite


Pantai Dreamland (bali)




















Pasir yang berwarna coklat cerah keputihan yang bersih, tebing tinggi yang indah, juga air laut yang biru Pantai Dreamland itu lah tempat wisata terfavorit saya , Sewaktu saya memasuki kawasan wisata Pantai Dreamland, mata saya terpesona dengan keindahan pantai ini. Daerah yang berbukit dan bertebing membuat saya melihat seolah-olah daerah pantai lebih rendah pada laut. Dreamland merupakan pantai yang dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi serta batu karang yang berukuran besar.

Sewaktu saya menuruni bebatuan dan anak tangga menuju pantai ini, saya terpukau dengan pemandangan tebing batu yang di atasnya terdapat padang rumput yang hijau yang cukup tinggi. Banyak wisatawan asing maupun lokal yang senang menikmati di daerah padang rumput itu.Daerah Pantai Dreamland juga sangat memikat mata. Saya terpikat oleh hamparan pasir coklat keputihan yang bersih dengan celah karang yang terjal.

Saya menikmati keindahan matahari tenggelam atau sunset di area pantai sempit yang tepat berada di bawah dinding karang yang curam.Laut di kawasan Dreamland juga memiliki ombak yang tinggi dan besar. Oleh karena itu, saya memilih pantai ini sebai tempat liburan terfavorite saya . Dreamland juga menjadi salah satu tempat tujuan wisata surfing di Bali. Begitulah cerita saya tentang tempat wisatawa yang saya kunjungi.